Pandangan budaya mengenai pola standar kecantikan dan bentuk fisik tidak hanya berbeda, tetapi juga berubah secara dramatis seiring berjalannya waktu. Namun apa yang dimaksud dengan kecantikan sangatlah kompleks.
Saat ini, gambaran wanita cantik yang ada di benak masyarakat bisa saja adalah seseorang yang bertubuh tinggi, berkulit putih, berbadan langsing, dan berhidung mancung.
Jika norma-norma serupa diterapkan kepada kelompok lain yang memiliki budaya dan wilayah geografis yang berbeda, atau kepada masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap teknologi, maka keadaannya pasti akan berbeda.
Evolusi Pola Standar Kecantikan Sepanjang Sejarah
Sangat sulit untuk mendefinisikan kecantikan karena, tergantung pada siapa Anda bertanya, kecantikan dapat menandakan banyak hal berbeda.
Selama berabad-abad, standar kecantikan sangatlah ketat. Mari periksa beberapa standar sejarah kecantikan sejak zaman Yunani hingga masa kini :
1. Pola Standar Kecantikan Kuno Yunani
Manusia pada zaman ini dipandang sangat ketat dan awet muda. Berabad-abad setelah standar ini ditetapkan, malahan menjadi norma bagi gagasan kecantikan itu sendiri.
Dikenal sebagai korai, wanita digambarkan sebagai individu yang tinggi, kurus, pendiam, dan tampak damai.
Dikatakan bahwa wanita Yunani yang ideal memiliki “pinggang ramping, payudara kecil, bahu dan pinggul lebar”. Ini jauh dari gagasan kecantikan konvensional saat ini.
2. Pola Standar Kecantikan untuk Orang Paruh Baya
Kontras antara kekuatan dan kelemahan diagungkan oleh kecantikan paruh baya. Wanita kurus tidak menarik bagi pria; sebaliknya wanita bertubuh gemuk justru standarnya.
Tidak banyak orang yang mengasosiasikan Abad Pertengahan dengan standar kecantikan. Moralitas agama dan kondisi kehidupan yang sulit membuat kecantikan dan perawatan diri secara umum sering kali terabaikan.
3. Pola Standar kecantikan Zaman Victoria
Selama era Victoria, menjaga penampilan ideal adalah hal yang terpenting. Wanita seharusnya mungil, lembut, dan yang terpenting polos. Hal-hal yang dapat diartikan sebagai sensual atau seksual dilarang.
Meskipun paparan sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan permanen dan kemerahan, kulit pucat dianggap indah. Wanita juga harus menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas fisik berlebihan untuk menghindari kembung.
Sebuah “sosok jam pasir” yang menyerupai pinggang tawon, dipandang sebagai puncak keindahan, dan lekuk tubuh sangat dikagumi.
4. Pola Standar Kecantikan tahun 1950-an
Fokus utama kecantikan Wanita era 1950-an adalah glamor yang berlebihan. Agar terlihat seperti Marilyn Monroe, wanita akan memutihkan rambutnya dan menggunakan banyak hairspray.
Wanita mulai berpakaian lebih praktis, antara lain mengenakan celana Panjang. Dan karena merasa bra terlalu tidak nyaman atau mengekang, beberapa wanita bahkan menolak memakainya.
5. Tahun 1960an
Perempuan diberi kebebasan untuk mengatur kehidupannya sepanjang tahun 1960an ini, dimana mulai mengadopsi pola pikir bahwa “jika Anda memilikinya, pamerkanlah”.
Pada akhirnya perempuan mulai lebih sering mengenakan celana panjang, rok pendek, dan bahkan blus tembus pandang.
Pada tahun 1960-an rambut pirang stroberi menjadi mode. Selama ini, bra push-up juga mendapatkan popularitas yang luar biasa. Akibatnya, perempuan didorong untuk memperbesar payudaranya agar bisa meniru payudara bintang film.
6. Pola Standar Kecantikan tahun 1970-an
Budaya Hippie lazim pada tahun 1970-an hingga berdampak pada persepsi banyak wanita tentang kecantikan. Banyak wanita mulai menata rambutnya secara alami, tanpa menggunakan pewarna atau pemutih.
Wanita juga merasa lebih nyaman mengenakan pakaian yang tidak diperuntukkan baginya saat ini, dan citra tubuh tidak terlalu menjadi perhatian.
Sebagai hasil dari gerakan feminim, celana pria mendapatkan popularitas, dan bahkan beberapa pria mulai mengenakan lipstik dan body glitter.
7. Tahun 1990-an
Pada tahun 1990-an, pola standar kecantikan mengalami perubahan yang signifikan. Individualitas dan kepercayaan diri lebih diutamakan daripada mencapai kesempurnaan yang dibayangkan.
Hal ini menandai dimulainya popularitas mode di kalangan wanita, seperti banyak anting dan tato. Juga untuk pertama kalinya, wanita mengenakan jas, dasi, dan aksesoris yang biasa dikenakan oleh para pria.
8. Pola Standar Kecantikan tahun 2000an
Adalah perpaduan dari tahun 1990-an dengan tahun 2000-an, dimana wanita kini lebih mengutamakan penggunaan tubuh untuk mengekspresikan diri dibandingkan berfokus untuk langsing atau memamerkan komponen tubuh.
9. Masa Kini
Perempuan tidak lagi berada di bawah tekanan untuk mengubah penampilan demi memenuhi standar kecantikan.
Jadi kalau soal pakaian, perempuan kini bebas berekspresi. Konsep bentuk tubuh “ideal” pun sudah hilang, dan perempuan kini bebas menerima berbagai bentuk fisik.
Media saat ini dianggap oleh banyak orang tidak cukup menekankan daya tarik perempuan, namun bukan berarti tekanan untuk tampil seperti selebriti tertentu telah hilang.
Fakta bahwa media tidak terus menerus menyoroti tubuh perempuan merupakan hal yang luar biasa, namun masyarakat masih memberikan tekanan pada perempuan untuk memiliki penampilan yang spesifik.
Memang benar norma sosial mencakup penampilan. Namun, perilaku adalah salah satu area yang mungkin lebih mudah Anda Kelola dibandingkan pola standar kecantikan itu sendiri.