Kenaikan harga beras di awal tahun 2024 ini cukup meresahkan khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Kenaikan beras jenis premium maupun medium ini adalah rekor tertinggi.
Inflasi dan bansos yang diberikan pemerintah disinyalir menjadi penyebab kenaikan harga. Namun ini masih sebatas rumor dan belum terbukti kebenarannya. Meski demikian tentunya ada pemicu melonjaknya harga yang kemudian berpengaruh langsung terhadap konsumen.
Dampak Kenaikan Harga Beras Berimbas Terhadap Konsumen
Melonjaknya harga beras sangat disayangkan mengingat Indonesia merupakan salah satu Negara agraris. Namun kenyataannya lonjakan memang tidak bisa dihindari karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti berikut ini.
1. Produksi Menurun
Penyebab pertama kenaikan harga beras adalah berkurangnya produksi secara kuantitas dari petani. Penurunan produksi ini sangat signifikan jika dihitung dari intensitasnya. Jika biasanya setahun padi bisa panen 3 sampai 4 kali, kali ini bisa hanya 1 sampai 2 kali. Penurunan intensitas ini dipicu oleh cuaca ekstrim yang melanda Indonesia sejak pertengahan 2023.
Siklus El Nino menyebabkan kekeringan di sejumlah wilayah potensial penghasil padi. Akibatnya gagal panen karena berkurangnya jumlah air untuk irigasi. Cuaca panas yang terjadi selain mengakibatkan gagal panen juga menyebabkan kemunduran jadwal tanam sehingga berimbas langsung pada jadwal panen padi.
2. Penimbunan Para Spekulan
Tidak dipungkiri para spekulan juga bermain dalam hal ini. Banyaknya penimbun menyebabkan produk jadi langka di pasaran. Penimbunan ini merupakan fenomena yang sering terjadi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Pebisnis yang melakukan penimbunan berharap bisa menjual dengan harga tinggi saat permintaan pasar makin tinggi. Sehingga profit yang dihasilkan juga sangat menguntungkan. Apalagi menjelang Ramadhan umumnya masyarakat perlu menyimpan stok.
3. Inflasi
Penyebab lainnya yang juga tidak dapat dihindari adalah inflasi. Inflasi cenderung naik tiap tahun yang tentu berpengaruh langsung terhadap kenaikan harga beras dan berbagai komoditi lainnya.
Untuk penyebab satu ini sangat dibutuhkan kebijakan pemerintah dalam bidang perekonomian supaya tidak memberatkan masyarakat. Biasanya dilakukan berbagai penyesuaian termasuk menaikkan upah minimum daerah.
Dampak Kenaikan Harga Beras Bagi Pebisnis Kuliner
Harga beras sangat mempengaruhi biaya produksi dalam sektor pangan. Saat terjadi kenaikan otomatis akan langsung berpengaruh terhadap harga jual. Contohnya pebisnis katering, restoran dan warteg. Menyediakan menu makanan untuk konsumen Indonesia pasti menyertakan nasi. Sumber karbohidrat ini porsinya paling besar dibanding komposisi makanan lain seperti protein nabati, protein hewani dan sebagainya.
Jika sudah terjadi kenaikan bahan pokok ini, maka pebisnis akan melakukan berbagai penyesuaian. Bisa dengan menaikkan harga jual secara keseluruhan, mengurangi porsi, hingga menyediakan menu pengganti. Sebagai uji pasar, pada tahap awal biasanya para pebisnis kuliner ini akan menaikkan harga. Ada yang bisa mencapai 50% kenaikannya guna menutup ongkos produksi. Tapi untuk bisnis skala kecil seperti warteg, rata-rata penjual hanya mengurangi porsi.
Hal ini dilakukan sebab pebisnis skala kecil ini membutuhkan konsumen tetap agar usahanya tetap berjalan. Jika harga dinaikkan secara signifikan bisa menurunkan penjualan dan berakibat kerugian finansial. Alternatif lain yang juga sering dilakukan sebagai imbas dari kenaikan harga beras selama beberapa tahun terakhir adalah menyediakan menu pengganti. Sumber karbohidrat tidak lagi mengandalkan padi, tapi jagung, ketela pohon dan sagu.
Banyak pebisnis katering terutama di daerah yang mulai menyediakan nasi jagung, nasi tiwul dan sagu sebagai alternatif sumber karbohidrat. Tidak sulit mendapatkan konsumen sebab masyarakat Indonesia sendiri sudah cukup familiar dengan ketiga sumber karbo tersebut. Tidak sedikit juga pebisnis katering mengupayakan penyediaan beras meski harus membeli kualitas medium hingga grade paling bawah. Grade rendah ini dicampur dengan grade yang lebih baik supaya tetap bagus kualitasnya saat menjadi nasi.
Dampak Kenaikan Harga Beras bagi Masyarakat selaku Konsumen
Pihak paling terdampak atas kenaikan bahan pokok tentu saja konsumen akhir yaitu masyarakat secara umum. Masyarakat Indonesia belum bisa sepenuhnya mengganti sumber karbohidrat ini dengan bahan lain.
Guna tetap memenuhi kebutuhan bahan makanan pokok ini, masyarakat melakukan berbagai upaya agar tetap bisa membeli murah. Beberapa solusi yang sudah sangat umum dilakukan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membeli Langsung dari Petani
Solusi pertama adalah membeli langsung dari petani. Bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan sangat memungkinkan untuk bisa mendapatkan komoditi panen langsung dari petani.
Selain lebih murah, komoditi yang didapat dijamin lebih fresh dan merupakan stok baru. Penetapan harga di tingkat petani di daerah pedesaan umumnya lebih ramah konsumen. Apalagi sebagian besar masyarakat masih menerapkan sistem kekeluargaan.
2. Memanfaatkan Pasar Murah
Pasar murah merupakan salah satu program pemerintah daerah untuk membantu masyarakat mendapatkan produk lebih murah. Jumlahnya memang terbatas, tapi tidak sedikit masyarakat mencari peruntungan dengan memanfaatkan pasar murah ini.
Awal tahun disambut dengan lonjakan harga tentu bukan situasi yang diinginkan. Tapi setiap individu masyarakat harus siap menghadapi kemungkinan kenaikan harga beras apalagi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri dengan melakukan berbagai persiapan.