Sejarah dunia mencatat bahwa Bayt Al-Hikmah atau yang kita kenal Baitul Hikmah adalah perpustakaan terbesar di Irak bahkan dunia yang menjadi sumber ilmu pengetahuan terlengkap di zaman itu. Baitul Hikmah terletak di kota Baghdad dan pendirinya adalah Kekhalifahan Bani Abbasiyah.
Baitul Hikmah juga disebut sebagai Rumah Kebijaksanaan dan menjadi simbol atas kemajuan ilmu pengetahuan di masa keemasan Islam. Untuk mengenal lebih jauh simak fakta-fakta sejarah tentang Baitul Hikmah berikut ini.
4 Fakta Sejarah Dunia Tentang Baitul Hikmah
Baitul Hikmah merupakan salah satu bukti bahwa Islam menjunjung tinggi ilmu pengetahuan. Tidak hanya orang-orang timur-tengah saja yang berdatangan untuk menimba ilmu tapi juga ilmuwan dan cendekiawan Eropa. Berikut fakta selengkapnya mengenai Sejarah Baitul Hikmah yang belum banyak diketahui orang.
Didirikan pada Masa Khalifah Harun Ar-Rasyid
Khalifah Harun Ar-Rasyid memegang kekuasaan Bani Abbasiyah mulai dari tahun 786 – 809. Awal mula berdirinya Baitul Hikmah dimulai dari dikumpulkannya teks-teks kuno untuk dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab oleh Bani Umayyah.
Sebelumnya Baitul Hikmah berdiri, Bani Umayyah membuat perpustakaan di daerah Damaskus, Suriah. Perpustakaan tersebut menjadi sentra ilmu pengetahuan dan penerjemahan pada masa kekhalifahan Umayyah.
Setelah kekhalifahan Bani Umayyah runtuh, Khalifah Al-Mansur mendirikan Kekhalifahan Bani Abbasiyah di kota Baghdad. Lalu mereka kembali menerjemahkan teks-teks kuno dengan mengundang ilmuwan dan cendekiawan dari seluruh dunia.
Kegiatan penerjemahan tersebut semakin meningkat ketika masa kekhalifahan Harun Ar-Rasyid dan pada saat itulah Baitul Hikmah didirikan.
Berperan Penting dalam Perkembangannya Ilmu Pengetahuan
Keberadaan Baitul Hikmah memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang termasuk melahirkan banyak ilmuwan muslim yang hebat. Seperti Al-Ghazali, Al-Khawarizmi, Al-Kindi, Al-Farabi, dan Al-Battani.
Bahkan pada masa kepemimpinan Khalifah Al-Ma’mun (menjabat dari tahun 813 – 830) anggaran terbesar dialokasikan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan program penerjemah teks-teks kuno di Baitul Hikmah.
Pada saat itu Baitul Hikmah sempat menjadi perguruan tinggi dan memiliki laboratorium khusus untuk mengamati bintang. Ada banyak ilmu pengetahuan yang dihasilkan di sini mulai di bidang kedokteran, filsafat, ilmu bumi, matematika, dan astrologi.
Baitul Hikmah Dibakar Mongol pada Tahun 1258
Di dalam Baitul Hikmah terdapat banyak buku penting yang memelopori ilmu pengetahuan modern. Namun, sayangnya buku-buku/teks terjemahan tersebut sudah hangus terbakar.
Kejadian terbakarnya Baitul Hikmah akibat invasi yang dilakukan kerajaan Mongol ke Kekhalifahan Bani Abbasiyah pada tahun 1258. Perpustakaan terbesar di dunia yang menjadi pusat ilmu pengetahuan tersebut hancur lebur oleh serangan pasukan Mongol.
Akibat serangan tersebut semua catatan ilmu pengetahuan yang sangat penting tidak tersisa satu pun. Invasi tersebut mengakhiri masa kejayaan Kekhalifahan Bani Abbasiyah yang menjadi salah satu simbol adanya kemajuan peradaban Islam.
Beragam Fungsi Baitul Hikmah
Walaupun sering disebut sebagai perpustakaan, sebenarnya fungsi Baitul Hikmah sangat beragam. Tempat ini tidak hanya menjadi perpustakaan tapi juga sebagai pusat penelitian dan penerjemahan teks-teks kuno dari bahasa China, Yunani, dan Sansekerta ke bahasa Arab dan beberapa bahasa lain.
Dalam kegiatan penerjemah tersebut terdapat berbagai bidang keilmuan mulai dari astronomi, sastra, matematika, fisika, hingga biologi. Maka tak heran jika pada masa itu banyak ilmuwan muslim yang menemukan karya-karya besar yang bermanfaat untuk kehidupan di masa sekarang.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat dipahami bahwa peradaban Islam di masa Kekhalifahan Bani Abbasiyah sangatlah maju. Bahkan sejarah dunia mencatat bahwa Baitul Hikmah merupakan simbol masa keemasan umat muslim.